Ipnuri Fatah |
komplek-cipto.blogspot.com - (28/7) Hiruk pikuk pemilihan Umum (Pemilu) 2019 telah selesai dengan
segala kekurangan dan kelebihannya. Peristiwa lima tahunan ini tentu memberikan
banyak hikmah bagi segenap bangsa Indonesia, bahkan dunia. Demikian juga
bagi para caleg di tingkat daerah maupun pusat, bahkan bagi calon presiden
terutana caleg dan capres yang gagal.
Hal ini penting sebagai pelajaran dalam rangka menyongsong
masa depan yang lebih baik lagi. Hal inilah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW.
"Salah satu pesan Nabi kepada kaum beriman adalah: agar
mengambil pelajaran dari setiap hal yang dilihat ([an yakūna] naẓarī ‘ibratan)" kata Ipnuri Fatah, ketua RW.09 yang juga turut
berkompetisi dalam pemilu sebagai caleg kabupaten Bogor yang diusung oleh
Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Menurutnya, banyak pelajaran yang dapat diambil dari pesta
demokrasi itu. Persoalan kepercayaan, misalnya, yang bisa diraih oleh
masyarakat dengan pertimbangan tertentu.
"Misalnya, kepercayaan orang dapat diperoleh dengan
kerja nyata dan kualitas pribadi," kata ketua RW09 Perumahan Pegawai RSCM
desa Cilebut Barat kabupaten Bogor.
Akan tetapi, lanjutnya, ada juga orang yang memberikan suara,
kepercayaannya pada calon legislatif maupun presiden dan wakil presiden itu
dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang tidak rasional.
"Rasa takut, kecewa, curiga, ketidaktahuan, keinginan,
kedekatan perasaan dan sebagainya tidak jarang ikut menentukan, bahkan menjadi
faktor penentu dalam menjatuhkan pilihan." terangnya.
Kehidupan nyata, kata Ipnuri, memang mengandung banyak
pilihan-pilihan yang tidak rasional. Dalam soal dukung-mendukung, misalnya,
banyak orang yang menurutkan keperluan pribadi yang mendorong pengambilan
pilihan tak semestinya daripada mendasarkan pilihan pada pertimbangan nalar dan
moralitas.
Hal lain yang menjadi pelajaran baginya adalah penggunaan
berbagai cara yang tidak terpuji oleh banyak caleg untuk mendapatkan suara,
juga bagi pemilih dalam Menentukan pilihan. Anehnya, banyak juga yang
terpengaruh oleh cara-cara seperti ini.
Mestinya, kata Ipnuri, ilmu membuat orang lebih arif dan
pilihan-pilihan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan yang masuk
akal. Agama hadir dalam memberikan tuntunan moral dalam melakukan tindakan dan
pendidikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai dan melatih kecakapan.
Harapan untuk memajukan kampung-nya melalui jalur politik memang
gagal, keberuntungan belum berpihak kepada ketua RW09 Perumahan Pegawai RSCM
ini. Tapi nampaknya ia terlihat lepas tanpa beban dan rasa kecewa, “Keberuntungan,
rejeki, umur dan jodoh adalah rahasial Allah, jadi untuk apa dikecewakan,
bahkan harus tetap disyukuri. Tugas manusia hanyalah berupaya sebagai bagian
dari tugas utamanya adalah ibadah kepada Allah” kata Ipnuri.
“Menjadi anggota dewan bukanlah satu-satunya jalan dalam upaya
memajukan lingkungan atau kampung. Saya maju menjadi caleg adalah dorongan dari
masyarakat dan kepercayaan dari partai, bukan keinginan pribadi atau
menawar-nawarkan diri. Alhamdulillah dan saya bersyukur sampai saat ini saya
masih jadi ketua RW, dengan jalan itu saya masih bisa mengabdikan diri dan
mengajak warga untuk membangun lingkungan” imbuhnya.
Sementara itu, emosi dan keinginan yang seperti dilepaskan tanpa kendali perlu diikat kembali dengan nalar, nurani dan kedewasaan. "Mari kita ikat lagi (emosi) dengan nalar, nurani dan kedewasaan," pungkasnya (Noer69)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar