komplek-cipto.blogspot.com - (12/8) Seorang remaja mempunyai
andil besar bagi perubahan lingkungannya. Ia pun mampu membawa teman-temannya
agar sadar dan mengenal Islam. Sudah saatnya remaja peduli. Siapa lagi yang
akan memperjuangkan Islam di tengah-tengah masyarakat kalau bukan mereka? Dulu
ketika SK jilbab belum keluar, remaja juga yang bergerak dan berjuang.Itu hanya
salah satu contoh.
Sekarang pun di saat
kesadaran berislam sudah tinggi, saatnya remaja berperan untuk membuat
masyarakat rindu Islam. Ketika ada teman yang gak sholat, pacaran aja
kegiatannya, dugem, dan banyak aktifitas maksiat lainnya, siapa yang bisa
menyadarkan mereka? Bukan para kyai, bukan para guru, bukan pula para dai tua
yang seringkali tak paham dengan karakter remaja. Jadi yang paling efektif
menyadarkan mereka adalah teman-temannya sendiri yaitu kamu sebagai generasi
muda.
Pemikiran itulah yang mendasari Ipnuri Fatah ketua
RW09 periode 2014-2019 menggeser tanggung-jawan kegiatan remaja di
lingkungannya. Ketika “Karang Taruna” semakin tak bisa diharapkan menjadi
leader penggerak kegiatan kepemudaan, ipnuri langsung berkoordinasi dengan DKM
Asy-Syifa agar “IRMAS” atau Ikatan Remaja Masjid Asy-Syifa mau mengambil
peran dan tanggung-jawab itu.
“Remaja masjid
harus keluar kandang. Mereka tidak melulu harus mengurus kegiatan-kegiatan
ritual dan keagaan di masjid. Mereka harus mau membuka diri mengurus
kegiatan-kegiatan lingkungan di luar masjid, bila mereka tidak ingin lngkungan
diurus orang lain”. Ucap Ipnuri Fatah
RW dan DKM berusa melibatkan IRMAS dalam kegiatan
lingkungan mengajak para anggota IRMAS itu untuk terlibat dalam
kegiatan sosial. Misalnya kegiatan HUT ke-74 tahun ini, IRMAS diberi tugas
menyelenggarakan kegiatan Karnaval dan Sepeda Hias. Juga membantu PKK dalam
pelaksanaan lomba jalan sehat dan bazar, yang kesemuanya akan berlangsung
tanggal 17 dan 18 Agustus minggu depan.
Dalam kegiatan Qurban yang
berlangsung kemarin, IRMAS telah menunjukkan dirinya sebagai remaja yang mampu
bekerja sama dengan para orang tua, mereka sangat pro-aktif. Mereka terlibat di
semua seksi dan bagian. Mulai dari pendokumentasian sampai merapihkan dan
membersihkan bekas kegiatan Qurban. Bahkan ketika para bapak-bapak sudah mulai
meninggal masjid, para remaja itu masih sibuk menyapu, mengepel dan
membersihkan karpet yang penuh dengan bekas darah herah qurban.
Melihat perannya di
kegiatan qurban kemarin, mereka harus diberi kesempatan dan tanggung-jawab pada
kegiatan baksos di lingkungan ini agar mereka lebih menghargai sesama dan
pandai bersyukur. Atau bisa juga mengajak mereka dalam sebuah kepanitiaan atau
peserta seminar Islam untuk remaja. Keterlibatan seperti ini membuat mereka
menjadi bagian dari umat dan merasa berharga. Jangan lupa setelahnya kita harus
berterima kasih dan memberi apresiasi atas apa yang telah mereka lakukan. (Noer69)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar