Kamis, 01 Agustus 2019

PELANTIKAN PANITIA PILKADES CILEBUT BARAT


Komplek-cipto.blogspot.com – (1/8)  Menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak, sebanyak 23 anggota Panitia Pilkades di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, dilantik dan diambil sumpahnya kemarin, Rabu (30/07/2019).

Pengambilan sumpah terhadap 23 Panitia Pilkades dilakukan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Cilebut Barat H. Hanafi, dan disaksikan jajaran Muspika kecamatan Sukaraja dan Plt Kepala Desa Cilebut Barat, Kalis Suharno, S.Sos.

Dari 160 Undangan bernomer 002/cilbar/BPD/VII bertanggal 30 Juli 2019, yang disebar oleh ketua BPD desa Cilebut Barat, yang hadir hanya 30 orang saja.

Tidak pernah ada sosialisasi ke wilayah RW. Mungkin dianggap tidak terlalu penting. Tapi perkembangan kehidupan masyarakat sudah cepat berubah di Cilebut Barat. Paradigma perangkat desa sudah waktunya menyesuaikan dinamika yang berkembang. Apalagi dalam urusan pilkades”, tulis Ketua RW.13 Perum Pesona Cilebut 1, Arif Wibiwo, pada group WhatsApp RW-RT Cilebut Barat.

Anggota panitia dari RW09 Perum Pegawai RSCM, Hadi Hamzah-pun tidak hadir dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah kemarin. “Saya ga dikabari pak” katanya kepada contributor komplek-cipto.blogspot.com.

Semoga ini bukan tanda-tanda adanya skenario pengarahan dukungan panitia kepada calon tertentu”, kata Ipnuri Fatah, Ketua RW09 Perum RSCM.

Dari info yang berkembang ada beberapa calon akan bertarung memperebutkan kursi Cilebut Barat-1. Selain Petahana (Muhadi, SE), yang akan kembali ikut dalam kontestasi Pilkades tahun ini, dari kampung Batugede RW07 beredar kabar ada 3 calon akan turut mendaftar sebagai calon kepala desa Cilebut Barat, diantaranya, Ketua RW.07, H.Nurdin, H. Dasuki dan Marfudin (Rese) juga dari Kampung Batugede.

Ada beberapa isu besar yang akan menjadi PR kepala desa mendatang, antara lain keterbukaan manajemen BUMdes, tumbuhnya hutan beton (perumahan) yang menggugusur peternak sapi perah, petani jambu yang dulu menjadi andalan desa Cilebut, menghilangnya pengrajin emas di kampung babakan, ketersediaan lahan makam, masalah sampah, banjir di bantaran kali pesanggrahan yang selalu terjadi setiap musim hujan, kemacetan di depan stasiun cilebut, sengketa tanah hewan, ketimpangan pembangunan antara kampung dan perumahan, juga pelestarian situs Tugu Lonceng.(Noer69)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar