CATATAN KECIL DARI OBROLAN SANTAI DAN KUTIPAN DARI TULISAN ORANG-ORANG BIJAK
komplek-cipto.blogspot.co.id (6/12/17) “Terkadang hidup ini harus siap berputar mengikuti
roda, kadang di atas, di samping, dan di bawah. Dan kita harus siap dengan
setiap posisi itu. Kita tidak bisa terlalu antisipatif atas hal itu. Jika kita
terlalu hati-hati akan membuat hidup kita justru menjadi terbalik”, itulah
sepenggal percakapan antara aku dengan istriku di meja makan sambil ditemani
kopi pahit dan roti goreng.
Sedikit percakapan itu benar-benar mengubah arah pola pikir saya dari sebelumnya sampai saya berusaha untuk membagikannya melalui tulisan ini. Hidup ini pada saat-saat tertentu benar-benar membutuhkan sebuah ketegasan. Ketegasan merupakan sebuah wujud karakter yang prinsipil dan idealistis bagi seseorang. Ombang-ambing kehidupan, masalah lingkungan yang datang bertubi-tubi tidak akan menggerakkan hati seseorang yang tegas. Hidupnya tidak akan mudah terbawa arus yang tidak menentu.
Pemimpin
Berkali-kali saya memasuki sebuah organisasi dan disitu saya menemui beberapa cerita sang pemimpin bahwa untuk bersikap tegas itu sangat sulit. Inilah sebuah realita yang sering membawa sebuah organisasi pada jurang kehancuran. Tanpa ketegasan, peraturan yang dibuat menjadi sesuatu yang harus dilanggar. Sedangkan setiap personal yang ada dalam organisasi menjadi kerja tanpa kontrol dan memiliki tanggung jawab yang rendah. Kalau sudah terjadi seperti itu, tinggal dalam hitungan jari saja semua akan hancur. Tidak akan ada hak otoritas seorang pemimpin, karena semua menjadi sama. Wibawa seorang pemimpin menjadi lenyap seketika.
Karena sejatinya setiap manusia memiliki sisi buruk yang dapat diibaratkan sebagai sebuah garis yang sedikit bengkok atau kurang lurus, dan untuk meluruskannya dibutuhkan sebuah ketegasan dari seorang pemimpin yang didukung dengan aturan yang telah dibuat dengan kesepakatan bersama. Tidak mungkin garis itu dibiarkan semakin hari semakin membengkok padahal kita akan membentuk sebuah gambar yang sama. Jika ia tidak diluruskan tidak akan terwujud sebuah gambar yang konkrit. Begitu pula dengan sebuah organisasi, jika ia dibiarkan lambat laun akan mempengaruhi kinerja yang lain sehingga keutuhan harapan akan rusak. Jalan keluarnya adalah jika tidak dihapus dan diganti dengan yang baru ya personal tersebut harus diperbaiki.
Ketegasan seorang pemimpin tidak akan hanya mempengaruhi organisasinya saja, namun juga akan memacu kebusukan pemimpin yang lain. Bagaimana tidak? Sikap mudah terombang-ambing dengan keadaan membuatnya dari yang bersikap baik menjadi buruk, yang awalnya jujur menjadi hancur, dan yang awalnya beradap menjadi tanpa adap. Jika sudah mucul signal-signal ketidaktegasan, maka hanya dengan hembusan udara dari mulut saja orang tersebut telah menyerahkan persepsi baik atas dirinya yang telah dibangun sepanjang hayat. Hal ini dapat kita amati pada fenomena-fenomena pemimpin yang ada disekitar kita. Memang kepemimpinan yang tegas menjadi sebuah kerinduan bagi setiap organisasi untuk dapat berkembang dan membawa hawa baik bagi pribadi anggota dan rekan kerjanya.
Jiwa-jiwa yang tegas juga berarti siap menerima konsekuensi atau embel-embel sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Berani mengambil keputusan yang pasti berarti telah mempertarungkan segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Mereka telah bersiap merencanakan sesuatu yang tinggi, namun juga telah bersiap ketika mereka harus dibuang sampai ke dasar tanah. Inilah puncak-puncak kesuksesan sebuah organisasi jika setiap personalnya mampu berfikir demikian. Bukan setengah-setengah, tapi tekad bulat menjadi modal utama dalam melangkah pasti.
Kehidupan
Kehidupan ini menawarkan banyak sekali pilihan. Pilihan-pilihan yang pastinya memiliki konsekuensi, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Jika seseorang memilih pilihan dengan konsekuensi yang ringan maka puncak keberhasilan yang membumbung tinggipun sulit untuk didapatkan. Karena sesungguhnya dibalik konsekuensi yang berat terdapat manisnya kehidupan.
Orang yang tegas tidak akan takut mengambil konsekuensi yang berat. Hidupnya optimis dan tidak mudah rapuh. Kalaupun ia harus jatuh dalam lubang yang sedalam-dalamnya maka ia akan mengatakan “ini sudah menjadi konsekuensi atas keputusan saya”. Hidup ini butuh satu pilihan, tidak bisa semua pilihan kita rauk. Butuh pemikiran yang fokus pada satu pilihan. Ibarat air yang mengalir dalam satu pipa dan dipasang satu kran air, maka air yang keluar darinya akan lebih deras dari pada satu pipa yang dicabangkan dalam banyak kran. Begitu juga dengan pilihan-pilihan yang ada dalam kehidupan ini, jika kita takut dan terlalu hati-hati dalam memilih maka alhasil apa yang kita lakukan akan setengah-setengah. Perilaku yang setengah-setengah akan membuahkan hasil yang biasa-biasa saja. Bahkan ketika kita terlalu hati-hati dalam mengambil sebuah keputusan yang penuh dengan konsekuensi akibatnya justru kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada diri kita.
Ya, itulah kehidupan. Siapa yang tegas dan berani mengambil konsekuensi tinggi serta melaksanakannya dengan tekad bulat maka hidupnya akan membumbung tinggi. “Sedia payung sebelum hujan” itu penting, namun dalam segala sisi kehidupan ini tidak akan pernah lepas dari konsekuensi. Jadi, hati-hati itu penting namun bukan berarti takut dan setengah-setengah dalam mengambil keputusan. Orang yang mampu membuat hidupnya membumbung tinggi adalah orang yang tegas dan berani menerima konsekuensi terburuk dalam hidupnya. Ketegasan dan siap menerima segala konsekuensi atas setiap keputusan pada diri individu akan melahirkan pribadi-pribadi yang penuh kebermanfaatan bagi segala aspek kehidupan. (Noer69)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar