komplek-cipto.blogspot.co.id
- Dua kelompok remaja bertetangga, yaitu remaja
Perumahan Pegawai RSCM dan kampung
Bojong Jengkol, desa Cilebut Barat, Kabupaten Bogor, hampir terlibat perkelahian
di Jl.Boulevard RSCM Perumahan Pegawai RSCM, Selasa (09/5). Ironisnya, hal itu terjadi diduga hanya karena saling ejek di antara mereka.
Beruntung warga dan pengurus RW.09 dengan cepat datang ke lokasi dan langsung melerai kedua kelompok remaja ini. Pengurus RW.09, antara lain Muharman, M. Soleh dan Roni Rachman langsung menggiring mereka ke Kantor RW dan memanggil para orang tua yang anaknya terlibat perkelahian. Beberapa remaja terindikasi minum minuman keras sebelum kejadian. Namun karena Binmaspol Brigadir Faisal sedang persiapan tugas ke luar kota. Pengurus RW langsung menyelesaikan dan mendamaikan kedua kelompok tersebut.
Dihubungi oleh ketua
RW.09. Ipnuri Fatah, Binmaspol Cilebut Barat dari Polsek Sukaraja sedang persiapan tugas
ke Bandung, akhirnya para remaja yang
terlibat perkelahian di suruh pulang bersama para orang tua masing-masing setelah
diberi pengarahan oleh Ketua RW.09. Sementara kelompok remaja dari kampung Bojong
Jengkol langsung diantar pulang dan diserahkan kepada orang tua masing-masing.
Dari hasil informasi yang di peroleh kontributor di lapangan, bahwa kelompok remaja Perumahan Pegawai RSCM itu diduga merupakan geng motor. Mereka sering nongkrong di rumah Sarkim warga lingkungan RT.06 yang anaknya juga ikut terlibat.
Saat ditanya kontributor
kami, ketua RW.09, Ipnuri Fatah mengatakan “Saya
baru tahu ada geng motor di lingkungan saya, saya berfikiri selama ini cuma anak-anak yang nongkrong sambil belajar mesin motor. Hal ini tak lepas dari kurangnya
keperdulian orang tua, warga dan pengurus lingkungan setempat. Kami sadar betul
bahwa potensi kenakalan remaja di lingkungan kami sudah sangat mengkhawatirkan,
tapi kami belum dapat memaksimalkan fungsi keamanan karena memang kami tidak
ada dana untuk menggaji keamanan. Iuran warga sebesar Rp.13.500,- hanya cukup
untuk jasa membuang sampah, itupun hanya 80% warga yang mau membayar”.
“Sebelum ini, di lingkungan kami sering
dijadikan tempat tawuran pelajar maupun remaja, terutama di sekitar jembatan
pintu masuk perumahan. Tentang hal ini warga tidak banyak yang mau tau. Tapi kami,
pengurus RW sering berdiri ditengah tawuran, diantara kelompok yang tawuran. Bahkan
terkadang mereka juga membawa senjata tajam dan senjata lainnya, seperti
rantai, batu, bambu, kayu, dan lainnya. Maka dari itu di lokasii itu kami
bangun Pos Keamanan dan Pujasera, tujuannya juga untuk pencegahan. Insya Allah
bulan Agustus tahun ini kami sudah akan membentuk keamanan. Saat ini masih
dalam tahap sosialisasi kenaikan iuran warga”. Terhadap geng motor ini, bersama
Binmaspol kami sudah akan membuat program swiping motor dan knalpot”. Tambah
Ipnuri Fatah. (Noer69)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar