komplek-cipto.blogspot.co.id -- Sejak Kamis pekan lalu, truk pengangkut sampah milik Pemkot dan Pemda Bogor menumpuk di Kantor Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) Kota & Kabupaten Bogor. Hal ini disebabkan karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, diblokade warga. Akibat pemblokiran tersebut, sampah di Kota Bogor tidak dapat diangkut dan menumpuk hingga ke badan jalan.
Kondisi ini sangat berdampak pada pengelolaan sampah di Perumahan Pegawai RSCM, Desa Cilebut Barat - Bogor
Ketua ŔW.09, Ipnuri Fatah mengatakan seharusnya masalah tersebut tidak perlu terjadi. Apalagi jika Kota & Kabupaten Bogor mencontoh daerah lain yang melakukan pengelolaan sampah dengan baik.
"Sebenarnya masalah seperti ini tidak akan terjadi jika kita sudah seperti Banyuwangi dan daerah lainnya, di mana sampah selesai di pemukiman saja. Itu karena pengelolaan sampahnya sudah baik, sudah dilakukan 3R (Reduse, Reuse, Recycle)," jelas Bima.
Ipnuri melanjutkan jika 3R diimplementasikan, selain akan mengurangi beban proses pengangkutan sampah ke TPA Galuga, juga akan menghasilkan nilai ekonomis bagi warga. Bima meminta pengelolaan sampah rumah tangga, bank sampah digiatkan, dan pemilihan sampah juga dilakukan.
"Jika itu terjadi, pasti akan banyak membawa dampak positif untuk semua," katanya menambahkan.
Muharman, Bendahara RW.09 Perumahan Pegawai RSCM selaku PIC pengelolaan sampah di lingkungan itu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga mewakili Ketua RW.09.
Muharman, juga mengirim pesan melalui SMS kepada para pengurus RT " Assalamualaikum. Berhubung adanya demo warga di TPA Galuga pada hr kamis, 17/11 s/d hr senin 21/11 (tpa ditutup), pengangkutan sampah tertunda. Pekan ini Insya Allah sampah diangkut hr Rabu & Sabtu. Diharapkan Ke depannya akan berjalan normal kembali (senin & kamis). Hrp maklum". (Noer69)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar